Rabu, 06 Januari 2016

puisi "HARAPAN"

Harapan
                                                        oleh: Evy sang

Dalam keheningan
Dalam kesepian
Dalam ketenangan
Sebuah tinta ku torehkan
Di atas kertas putih
Ku tulis sebuah angan
Yang ada dalam khayal

                    Ku ingin menjelajah waktu
Ku pijakkan kaki di atas pertiwi
Melangkah dengan pasti
Menjalani dengan hati nurani
Diiringi dengan do’a yang suci

Sebuah angan telah membayangi
Menaiki sebuah tangga kehidupan
Melewati halang rintang
Menetap dalam kebahagiaan
Dan Meninggalkan kesedihan
          Dengan penuh percaya diri
Penuh motivasi
Dan semangat tinggi
Menuju puncak yang  tertinggi

Menggapai angan yang paling ku nanti

Selasa, 05 Januari 2016

MODEL KLARIFIKASI NILAI DAN KONSIDERASI


MODEL KLARIFIKASI NILAI DAN KONSIDERASI


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Karakter dan Moral Pancasila
yang  dibina oleh Bapak Drs. Margono, M.Pd., M.Si.

Oleh:
Hidayatul Afidah        150711604225
Hidayatut Durriyah     150711605126
Ika Rahmawati            150711600236







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
NOVEMBER 2015



  

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pendidikan adalah hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidik manusia akan memperoleh pengetahuan, kemampuan serta akana menjadi manusia yang memilki sumber daya manusia yang berkuaiatas tinggi. Hal ini sangat kiat butuhkan untuk dapat tetap bertahan hidup di zaman yang modern ini. Pendidikan adalah hal yang terpenting bagi manusia hal ini berarti manusia berhak mendapatkan pendidikan pendidikan yang layak. Pendidikan secara umum adalah suatu proses kehidupan dalam menggembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
            Pendidikan karakter dizaman yang serba modern ini mutlak diperlukan. Bangsa Indonesia dizaman yang serba modern seperti sekarang ini berusaha dengan sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan mengguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak ada masa depan yang lebih baik tanpa kejujuran, tanpa semanagat belajar yang tinggi, tanpa memupuk  persatuan di tengah-tengah kebinekaan. Pendidikan karakter dibutuhkan untuk menjawab semua tantangan itu. Karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai ?
2.      Bagaimana efek dan sintak model pembelajaran klarifikasi nilai ?
3.      Apakah prinsip yang mendasari model konsiderasi ?
4.      Bagaiman efek dan sintak model pembelajaran konsiderasi ?
C.    Tujuan
1.      Dapat memahami prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai.
2.      Mampu memahami efek dan sintak model pembelajaran klarifikasi nilai
3.      Mampu memahami prinsip yang mendasari model konsiderasi.
4.      Dapat mengerti efek dan sintak model pembelajar konsiderasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip Yang Mendasari Model Klarifikasi Nilai
Menurut Louis Raths 1977, yang diturunkan dari pemikiran John Dewey. Tidak seperti pendekatan teoritis yang lain, Raths tidak mempermasalahkan isi dari nilai-nilai yang dimiliki seseorang, tetapi lebih memperhatikan proses penilaian. Fokusnya adalah bagaimana orang sampai pada keyakinan tertentu yang dipegangnya dan membentuk pola perilaku  tertentu.
Dari pernyataan Louis Raths dapat disimpulkan bahwa penekanan ada pada seseorang dapat berperilaku baik atau buruk tergantung keyakinan mereka masing-masing, misalnya agama islam melarang zina, tapi yahudi tidak melarang hal tersebut, jadi tergantung keyakinan orang tersebut.
James Shaver dan william Strong menyatakan : “The values clarification approach centers on the valuing process. It si cocerned with technique for stimulating students to think about and clarify their own values” (pendekatan klarifikasi nilai memfokuskan pada aspek penilaian didukung dengan berbagai teknik untuk menstimulasi siswa dan berfikir tentang nilai dan menemukan nilai-nilai yang ada dalam diri mereka).
Dari pernyataan James Shaver dan william Strong dapat disimpulkan bahwa klarifikasi nilai prinsipnya yaitu untuk membantu siswa menggunakan kemampuan berfikir rasional dan emosional dalam menilai perasan,nilai dan tingkah laku mereka sendiri.
Model klarifikasi nilai menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan vct melalui proses dialog :
·           Hindari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu memberikan pesan-pesan moral.
·           Jangan memaksa siswa untuk memberi respons tertentu apabila siswa tidak menghendakinya.
·           Usahakan dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, sehingga siswa akan mengungkapkan perasaannya secara jujur dan apa adanya.
·           Dialog dilaksanakan kepada individu, bukan pada kelompok kelas.
·           Hindari respons yang dapat menyebabkan siswa terpojok, sehingga ia menjadi defensive
·           Tidak mendesak siswa pada pendirian tetentu
·           Jangan mengorek alasan siswa lebih dalam.
       Dengan pendekatan klarifikasi nilai peserta didik diajarkan tentang ethical relativsm dan bagaimana manusia mengembangkan setiap nilainya sendiri, guru ditantang mampu membuat konflik nilai (values conflict). yang dirancang sedemikian rupa- sehingga peserta didik mampu menemukan nilai sendiri. Zubaedi dalam bukunya menyatakan bahwa pendekatan klarifikasi nilai bisa menggunakan dialog, menulis, diskusi dalam kelompok besar dan juga kecil, portofolio dan yang lain-lain yang lebih menekankan pada aspek nilai sesungguhnya ( true value ).
Pendekatan ini memberi penekanan pada nilai yang sesungguhnya dimiliki oleh seseorang. Bagi penganut pendekatan ini, nilai bersifat subjektif, ditentukan oleh seseorang berdasarkan kepada berbagai latar belakang pengalamannya sendiri, tidak ditentukan oleh faktor luar, seperti agama, masyarakat dan sebagainya. Oleh karena itu pengaut pendekatan ini isi nilai tidak terlalu penting. Hal yang sangat penting di dalam program pendidikan adalah megembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai. Sejalan dengan pandangan tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Elias (1989), bahwa bagi penganut pendekatan ini, guru bukan sebagai pengajar nilai, melainka sebagai role model dan pendorong. Peranan guru adalah mendorong siswa dengan petanyaan-pertanyaan yang relevan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai. Sistem pendidikan menurut pendekatan ini tidak lagi berfungsi membentuk moral, dan karakter peseta didik.
Dalam pendekatan ini Lawrience Kohlberg mengadakan penelitian lebih lanjut dan menemukan suatu perbandingan terhadap pendekatan ini. Kemudian Simon Sydney mengutarakan bahwa Kohlberg adalah seorang peneliti klarifikasi nilai terhadap guru yang tidak memiliki karakter. Simon membedakan antara meeka yang mempunyai kaitan dengan penelitiannya yang menarik dan nyata secara akademisnya.
Ada tiga kategori utama dalam pendekatan ini yang terpenting yaitu Pertama : Strategi, dialog, yang mengacu kepada suatu tanggapan. Peran guru juga dilatih untuk menggunakan proses nilai itu, taggapan ini memiliki 10 kualitas.
·           Mengkritik, memberi nilai, mengevaluasi.
·           Menaruh tanggung jawab terhadap siswa untuk mempertimbangkan prilaku dan gagasannya sendiri.
·           Memberikan rangsangan terhadap anak didik tetapi tidak dengan cara paksa, agar peserta didik tidak salah dalam mengambil keputusan.
·           Merangsang anak didik ke arah yang meyakinkan
·           Tidak maengambil keuntungan atau tujuan lain.
·           Tidak selalu melakukan diskusi yang tidak berhubungan dengan praktek nilai, harus terarah dan tertentu.
·           Mengklarifikasi tanggapan-tanggapan dari perorangan
·           Mampu bereaksi terhadap segala yang dilakukan di kelas
·           Tanggapan klarifikasi melihat situasi jika tidak ada ” jawaban yang benar ”.
·           Mereka bukan mesin perumus.
Kedua : banyaknya aktifitas menulis dan menganut klarifikasi nilai mengusulkan bahwa adanya hubungan atau kaitan dengan tugas-tugas yang sama sebagai strategi dialog dan klarifikasi penguraian pendapat, kecuali pendapat itu ditulis dalam bentuk laporan.
Ketiga : Kegiatan kelompok lebih baik dan langsung difokuskan ke dalam diskusi kelompok dan proses kelompok membentuk tugas individu yang lebih memfokuskan kerja terhadap perkembangan nilai tersebut, aktivitas ini meliputi :
·           Gambar tanpa teks/ keterangan
·           Pertanyaan yang mendasar terhadap pengaruh perkembangan nilai peserta didik
·           Cerita-cerita lucu
·           Pemandangan dari gambar hidup.
Aktivitas ini digunakan dalam berbagai cara kebenaran dalam kelompok besar maupun kecil. Kategori ini menggunakan saana pendidikan itu sendiri dalam peniaian peserta didik tersebut.



B.     Bagaimana Sintaks dan Efek Pembelajaran Pada Model Klarifikasi Nilai
Menurut John Jarolimek, Sintaks pembelajaran model klarifikasi nilai dibagi 7 tahap 3 tingkatan:
1.         Kebebasan memilih (Memilih secara bebas, memilih dari beberapa alternative, dan memilih setelah dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihannya).
2.         Menghargai (Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, dan menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum).
3.         Berbuat (Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, dan mengulangi perilaku),
Dari pernyataan John dapat disimpulkan bahwa sintaks atau langkah-langkah pembelajaran model klarifikasi nilai melelui tiga tahap yaitu : kebebasan memilih, maksudnya memilih suatu apapun dengan pertimbangan yang matang serta memikirkan akibatnya. Yang kedua yaitu menghargai, maksudnya puas dengan nilai yang dipilihnya yang menurutnya benar. Yang ketiga berbuat, maksudnya berbuat apapun sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka masing-masing.
Menurut Sukisno, efek dari pembelajaran model klarifikasi nilai yaitu: Siswa mampu mengemukakan pendapatnya, memperkokoh nilai moral peserta didik,
Dari pernyataan Sukisno dapat disimpulkan bahwa siswa mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan tidak bernilai  moral dalam perbuatan yang akan dilakukanya.  Siswa berani mengemukakan pendapatnya, memperkokoh nilai dan moral siswa serta siswa mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan tidak perilaku yang tidak bermoral.
C.    Apakah Prinsip Yang Mendasari Model Konsiderasi
Mc. Phail dan C. RogersMenurut beliau prinsipnya yaitu, ingin mengembangkan kepribadian anak menjadi manusia yang otentik dan kreatif.
Dari kutipan Phail dan Rogers dapat dikatakan bahwa prinsip model konsiderasi adalah mengembangkan dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu yang kreatif dan otentik.
Model Konsiderasi, dikembangkan oleh Mc. Paul yang menekankan bahwa model ini merupakan strategi pembelajaran yg dapat membentuk kepribadian . Salah satu implementasinya yakni mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
Dari pernyataan Paul dapat diartikan juga bahwa model ini merupakan sebuah teknik mengajar yang dapat membentuk kepribadian atau sikap yang sesuai dengan nilai yang ada pada dalam dirinya.
Model konsiderasi dapat digolongkan ke dalam rumpun model “kepedulian moral”. Kepedulian (caring) melibatkan emosi, apabila kita mempedulikan sesorang, kita akan merasa perlu memahami dan membantunya. Dengan demikian, kepedulian ini lebih dari perasaan hangat dan spiritkasih saying, di dalamnya terlibat suatu kualitas pemikiran dan penilaian seberapa jauh kita peduli dalam situasi tertentu, akan tergantung pada seberapa mungkin tindakan bantuan sebagai wujud aksi kepedulian dan pemahaman kita.
Model ini dikembangkan oleh Mc. Phail atas dasar penelitiannya terhadap 800 orang siswa menengah pertama yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah bergaul dengan baik dengan orang lain, untuk mencintai dan dicintai. Asumsi yang mendasarinya antara lain:
·         Pendidikan moral harus memperhatikan kepribadian secara menyeluruh, khususnya yang berkaitan dengan interaksi kita dengan orang lain, perilaku atau etika kita.
·         Siswa-siwa menghargai orang dewasa yang memperagakan model standar pertimbangan (konsiderasi) moral yang tinggi, siswa lebihh banyak belajar moralitas dari “bagaimana” guru berperilaku dan siapa guru itu sebagai seorang pribadi, daripada “apa” yang diajarkannya.
·         Moralitas tidak dapat diajarkan melalui bujukan terhadap siswa secara rasional untuk menganalisis konflik nilai-nilai dalam membuat keputusan. Kepada siswa harus diajarkan melalui peragaan (modeling).


D.    Bagaimana Sintaks dan Efek Pembelajaran Pada Model Konsiderasi
Adapun sintaks pembelajaran model konsiderasi adalah :
a)      Menghadapkan siswa pada suatu masalah yang mengandung konflik, yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ciptakan situasi ”Seandainya siswa ada dalam masalah tersebut.”
b)      Menyuruh siswa untuk menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.
c)       Menyuruh siswa untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar respons orang lain untuk dibandingkan.
d)     Mengajak siswa untuk menganalisis respons orang lain serta membuat  kategori dari setiap respons yang diberikan siswa.
e)      Mendorong siswa untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang diusulkan siswa. Dalam tahapan ini siswa diajak berpikir tentang segala kemungkinan yang akan timbul sehubungan dengan tindakannya.
f)       Mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
g)      Mendorong siswa agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.
Dari pendapat Paul dapat dikatakan juga bahwa sintaks pembelajaran model konsiderasi itu pertama, menyuruh siswa untuk membayangkan bahwa dia sedang dilanda suatu masalah. Kedua, menyuruh menganalisis masalah yang sedang dihadapinya. Ketiga, menyuruh untuk siswa untuk memberi tanggapan terhadap masalah yang sedang terjadi. keempat, mengajak siswa untuk menganalisis respon orang lain, kelima, mendorong siswa untuk merumuskan akibat yang akan ditimbulkan. keenam, mengajak siswa melihat suatu permasalahan dari berbagi sudut pandang. Terakhir, mendorong siswa untuk menentukan perilaku apa yang seharusnya dilakukaan yang sesuai dengan nilai yang dimilikinya.

Menurut Dani Ramadhani, 2005 Membentuk perilaku siswa menjadi lebih matang dan melaksanakan hubungan-hubungan sambil mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, siswa menjadi lebih peduli dengan kesehatan baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungannya
Dapat dikatakan bahwa efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah membentuk siswa agar lebih berfikir dengan baik dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi, membentuk kepedulian siswa, supaya peduli dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah membaca dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip yang mendasari  model klarifikasi nilai itu untuk membantu siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan dan perilaku mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka. Sintaks model klarifikasi nilai adalah kebebasan memilih dalam mempertimbangkan sesuatu, menghargai, ean berbuat sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Efek dari pembelajaran ini adalah siswa aktif dalam berpendapat dan sesuai dengan nilai moral serta siswa sudah tau mana hal yang baik dan buruk.
Bahwa prinsip yang mendasari  model klarifikasi nilai itu untuk membantu siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan dan perilaku mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka. memecahkan sebuah msalah, dan membentuk kepedulian siswa. sintaks dan efek model pembelajaran konsiderasi yakni efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah membantu siswa dalam memecahkan sebuah msalah, dan membentuk kepedulian siswa.
B.     Saran
Dengan adanya model pemebelajaran klarifikasi nilai danl pembelajaran  mode konsiderasi diharapakan peserta didik mampu menggunakan kemamapuan berfikir secara rasional dalam menentukan perbuatan yang baik dan buruk dalam pesaan, moral dan tingakah laku mereka dalam pergaulan dalam masyarakat.












Daftar Pustaka

James P. Shaver dan William Strong, Facing Value Decisions Rationale-Building For Teachers, (New York : Teachers College, 1982).
Pangabean, Yusri, dkk. 2007. Strategi, Model, dan Evaluasi. Bandung: Bina Media Informasi.
Rahmadani, Dani. 2005. Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Mata kuliah Dasar Umum(MKDU) (Studi Kasus Pada Jurusan MKDU-FPIPS-UPI). Disertasi tidak diterbitkan. Program Pascasarjana UPI.
Raths, L.E.,Hamin,M & Simon,S.B. 1978. Values and Teaching: Working -with Values in Classroom. Columbus: Charles E.Merrill Publishingh Company.
Sukisno. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran Klarifikasi Nilai dan Locus Of Control Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Kemampuan Berpendapat Mahasiswa.Disertasi tidak diterbitkan. Program Pascasarjana UM.
Zubedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai Problem Sosial, ( Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2005).
http://www.blog-guru.web.id/2012/09/metode-pendekatan-klarifikasi-dalam.html
http://syamsulberau.wordpress.com/2007/11/16/pendekatan-penanaman-nilai-dalam-pendidikan/
www. Depdiknas.goid/jurnal/26/pendekatan PendidikanTeuku _Ramli. Pendekatan-Pendekatan Pendidikan Nilai Dan Implementasi Dalam Pendidikan Budi Pekerti.

Lampiran
Tabel Referensi
Nama  : Hidayatul Afidah
Kelompok : 9
Rumusan masalah
Louis Raths,1977
James Shaver dan Wiliiam Strong,1982
kesimpulan
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Apakah prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai
Menurut Louis Raths 1977, yang diturunkan dari pemikiran John Dewey. Tidak seperti pendekatan teoritis yang lain, Raths tidak mempermasalahkan isi dari nilai-nilai yang dimiliki seseorang, tetapi lebih memperhatikan proses penilaian. Fokusnya adalah bagaimana orang sampai pada keyakinan tertentu yang dipegangnya dan membentuk pola perilaku  tertentu.

Dari pernyataan Louis Raths dapat disimpulkan bahwa penekanan ada pada seseorang dapat berperilaku baik atau buruk tergantung keyakinan mereka masing-masing, misalnya agama islam melarang zina, tapi yahudi tidak melarang hal tersebut, jadi tergantung keyakinan orang tersebut.

James Shaver dan william Strong menyatakan : “The values clarification approach centers on the valuing process. It si cocerned with technique for stimulating students to think about and clarify their own values” (pendekatan klarifikasi nilai memfokuskan pada aspek penilaian didukung dengan berbagai teknik untuk menstimulasi siswa dan berfikir tentang nilai dan menemukan nilai-nilai yang ada dalam diri mereka).
Dari pernyataan James Shaver dan william Strong dapat disimpulkan bahwa klarifikasi nilai prinsipnya yaitu untuk membantu siswa menggunakan kemampuan berfikir rasional dan emosional dalam menilai perasan,nilai dan tingkah laku mereka sendiri.

Kesimpulannya yaitu bahwa prinsip yang mendasari  model klarifikasi nilai itu untuk membantu siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan dan perilaku mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka.

Tabel Referensi
Nama : Hidayatul Afidah, Hidayatut Durriyah, Ika Rahmawati.
Kelompok : 9
Rumusan masalah
John jarolimek ,1974
Sukisno, 2013
Kesimpulan
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model klarifikasi nilai
Menurut John Jarolimek, Sintaks pembelajaran model klarifikasi nilai dibagi 7 tahap 3 tingkatan: 1. Kebebasan memilih (Memilih secara bebas, memilih dari beberapa alternative, dan memilih setelah dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihannya).
2. Menghargai (Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, dan menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum).
3.      Berbuat (Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, dan mengulangi perilaku),
Dari pernyataan John dapat disimpulkan bahwa sintaks atau langkah-langkah pembelajaran model klarifikasi nilai melelui tiga tahap yaitu : kebebasan memilih, maksudnya memilih suatu apapun dengan pertimbangan yang matang serta memikirkan akibatnya. Yang kedua yaitu menghargai, maksudnya puas dengan nilai yang dipilihnya yang menurutnya benar. Yang ketiga berbuat, maksudnya berbuat apapun sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka masing-masing.
Siswa mampu mengemukakan pendapatnya,
Memperkokoh nilai dan moral peserta didik,
Siswa mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan tidak bernilai  moral dalam perbuatan yang akan dilakukanya,  
Siswa berani mengemukakan pendapatnya, memperkokoh nilai dan moral siswa serta siswa mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan tidak.
Kesimpulannya adalah sintaks model klarifikasi nilai adalah kebebasan memilih dalam mempertimbangkan sesuatu, menghargai, ean berbuat sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Efek dari pembelajaran ini adalah siswa aktif dalam berpendapat dan sesuai dengan nilai moral serta siswa sudah tau mana hal yang baik dan buruk.
                  

Tabel Refensi
Nama : Hidayataut Durriyah
Kelompok :9
Rumusan masalah
Mc. Phail dan C. Rogers
Mc. Paul
Kesimpulan
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Apakah prinsip yang mendasari model konsiderasi
Menurut beliau prinsipnya yaitu, ingin mengembangkan kepribadian anak menjadi manusia yang otentik dan kreatif .
Dari kutipan Phail dan Rogers dapat dikatakan bahwa prinsip model konsiderasi adalah mengembangkan dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu yang kreatif dan otentik.
Model Konsiderasi, dikembangkan oleh Mc. Paul yang menekankan bahwa model ini merupakan strategi pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian . Salah satu implementasinya yakni mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.

Dari pernyataan Paul dapat diartikan juga bahwa model ini merupakan sebuah teknik mengajar yang dapat membentuk kepribadian atau sikap yang sesuai dengan nilai yang ada pada dalam dirinya.
Kesimpulannya adalah bahwa prinsip yang mendasari  model klarifikasi nilai itu untuk membantu siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan dan perilaku mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka.






Tabel Referensi
Nama : Ika Rahmawati
Kelompok :9
Rumusan masalah
Mc.Paul
Dani Ramadhani, 2005
Kesimpulan
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model konsiderasi
Adapun sintaks pembelajaran model konsiderasi adalah :
1)        Menghadapkan siswa pada suatu masalah yang mengandung konflik, yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ciptakan situasi ”Seandainya siswa ada dalam masalah tersebut.”
2)        Menyuruh siswa untuk menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.
3)        Menyuruh siswa untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar respons orang lain untuk dibandingkan.
4)        Mengajak siswa untuk menganalisis respons orang lain serta membuat  kategori dari setiap respons yang diberikan siswa.
6)        Mendorong siswa untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang diusulkan siswa. Dalam tahapan ini siswa diajak berpikir tentang segala kemungkinan yang akan timbul sehubungan dengan tindakannya.
7)        Mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
8)        Mendorong siswa agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.

Dari pendapat Paul dapat dikatakan juga bahwa sintaks pembelajaran model konsiderasi itu pertama, menyuruh siswa untuk membayangkan bahwa dia sedang dilanda suatu masalah. Kedua, menyuruh menganalisis masalah yang sedang dihadapinya. Ketiga, menyuruh untuk siswa untuk memberi tanggapan terhadap masalah yang sedang terjadi. keempat, mengajak siswa untuk menganalisis respon orang lain, , kelima, mendorong siswa untuk merumuskan akibat yang akan ditimbulkan. keenam, mengajak siswa melihat suatu permasalahan dari berbagi sudut pandang. Terakhir, mendorong siswa untuk menentukan perilaku apa yang seharusnya dilakukaan yang sesuai dengan nilai yang dimilikinya.


Membentuk perilaku siswa menjadi lebih matang dan melaksanakan hubungan-hubungan sambil mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, siswa menjadi lebih peduli dengan kesehatan baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungannya,
Dapat dikatakan bahwa efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah membentuk siswa agar lebih berfikir dengan baik dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi, membentuk kepedulian siswa, supaya peduli dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Kesimpulannya adalah sintaks yang dilakukan itu menghadapkan siswa pada berbagai masalah dan menyurunya untuk menganalisis masalah tersebut, lalu mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah trsebut dengan perilaku yang sudah difikirkan dan sikap yang bernilai moral. Efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah membantu siswa dalam memecahkan sebuah msalah, dan membentuk kepedulian siswa.