MODEL
KLARIFIKASI NILAI DAN KONSIDERASI
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan
Karakter dan Moral Pancasila
yang dibina oleh Bapak Drs. Margono, M.Pd., M.Si.
Oleh:
Hidayatul
Afidah 150711604225
Hidayatut
Durriyah 150711605126
Ika
Rahmawati 150711600236

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
NOVEMBER
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
adalah hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidik manusia akan memperoleh
pengetahuan, kemampuan serta akana menjadi manusia yang memilki sumber daya
manusia yang berkuaiatas tinggi. Hal ini sangat kiat butuhkan untuk dapat tetap
bertahan hidup di zaman yang modern ini. Pendidikan adalah hal yang terpenting
bagi manusia hal ini berarti manusia berhak mendapatkan pendidikan pendidikan
yang layak. Pendidikan secara umum adalah suatu proses kehidupan dalam
menggembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan.
Pendidikan
karakter dizaman yang serba modern ini mutlak diperlukan. Bangsa Indonesia
dizaman yang serba modern seperti sekarang ini berusaha dengan sungguh-sungguh
dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan mengguatkan kesadaran serta keyakinan
semua orang Indonesia bahwa tidak ada masa depan yang lebih baik tanpa
kejujuran, tanpa semanagat belajar yang tinggi, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan.
Pendidikan karakter dibutuhkan untuk menjawab semua tantangan itu. Karakter
adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya dan adat istiadat.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah
prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai ?
2.
Bagaimana
efek dan sintak model pembelajaran klarifikasi nilai ?
3.
Apakah
prinsip yang mendasari model konsiderasi ?
4.
Bagaiman
efek dan sintak model pembelajaran konsiderasi ?
C.
Tujuan
1.
Dapat
memahami prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai.
2.
Mampu
memahami efek dan sintak model pembelajaran klarifikasi nilai
3.
Mampu
memahami prinsip yang mendasari model konsiderasi.
4.
Dapat
mengerti efek dan sintak model pembelajar konsiderasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip Yang Mendasari Model Klarifikasi Nilai
Menurut Louis Raths 1977, yang diturunkan dari pemikiran John Dewey. Tidak seperti
pendekatan teoritis yang lain, Raths tidak mempermasalahkan isi dari
nilai-nilai yang dimiliki seseorang, tetapi lebih memperhatikan proses
penilaian. Fokusnya adalah bagaimana orang sampai pada keyakinan tertentu yang
dipegangnya dan membentuk pola perilaku
tertentu.
Dari pernyataan Louis Raths
dapat disimpulkan bahwa penekanan ada pada seseorang dapat berperilaku baik
atau buruk tergantung keyakinan mereka masing-masing, misalnya agama islam
melarang zina, tapi yahudi tidak melarang hal tersebut, jadi tergantung
keyakinan orang tersebut.
James
Shaver dan william Strong menyatakan : “The values clarification
approach centers on the valuing process. It si cocerned with technique for
stimulating students to think about and clarify their own values” (pendekatan
klarifikasi nilai memfokuskan pada aspek penilaian didukung dengan berbagai
teknik untuk menstimulasi siswa dan berfikir tentang nilai dan menemukan
nilai-nilai yang ada dalam diri mereka).
Dari
pernyataan James Shaver dan william Strong dapat disimpulkan bahwa
klarifikasi nilai prinsipnya yaitu untuk membantu siswa menggunakan kemampuan
berfikir rasional dan emosional dalam menilai perasan,nilai dan tingkah laku
mereka sendiri.
Model
klarifikasi nilai menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai
yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan
mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Beberapa hal yang
harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan vct melalui proses dialog :
·
Hindari penyampaian pesan melalui
proses pemberian nasihat, yaitu memberikan pesan-pesan moral.
·
Jangan memaksa siswa untuk memberi
respons tertentu apabila siswa tidak menghendakinya.
·
Usahakan dialog dilaksanakan
secara bebas dan terbuka, sehingga siswa akan mengungkapkan perasaannya secara
jujur dan apa adanya.
·
Dialog dilaksanakan kepada
individu, bukan pada kelompok kelas.
·
Hindari respons yang dapat
menyebabkan siswa terpojok, sehingga ia menjadi defensive
·
Tidak mendesak siswa pada
pendirian tetentu
·
Jangan mengorek alasan siswa lebih
dalam.
Dengan pendekatan
klarifikasi nilai peserta didik diajarkan tentang ethical relativsm dan
bagaimana manusia mengembangkan setiap nilainya sendiri, guru ditantang mampu
membuat konflik nilai (values conflict). yang dirancang sedemikian rupa-
sehingga peserta didik mampu menemukan nilai sendiri. Zubaedi dalam bukunya
menyatakan bahwa pendekatan klarifikasi nilai bisa menggunakan dialog, menulis,
diskusi dalam kelompok besar dan juga kecil, portofolio dan yang lain-lain
yang lebih menekankan pada aspek nilai sesungguhnya ( true value ).
Pendekatan ini memberi penekanan pada nilai yang sesungguhnya dimiliki oleh
seseorang. Bagi penganut pendekatan ini, nilai bersifat subjektif, ditentukan
oleh seseorang berdasarkan kepada berbagai latar belakang pengalamannya
sendiri, tidak ditentukan oleh faktor luar, seperti agama, masyarakat dan
sebagainya. Oleh karena itu pengaut pendekatan ini isi nilai tidak terlalu
penting. Hal yang sangat penting di dalam program pendidikan adalah
megembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai. Sejalan dengan
pandangan tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Elias (1989), bahwa bagi
penganut pendekatan ini, guru bukan sebagai pengajar nilai, melainka sebagai
role model dan pendorong. Peranan guru adalah mendorong siswa dengan petanyaan-pertanyaan
yang relevan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses
menilai. Sistem pendidikan menurut pendekatan
ini tidak lagi berfungsi membentuk moral, dan karakter peseta didik.
Dalam pendekatan ini Lawrience Kohlberg mengadakan penelitian lebih
lanjut dan menemukan suatu perbandingan terhadap pendekatan ini. Kemudian Simon
Sydney mengutarakan bahwa Kohlberg adalah seorang peneliti klarifikasi
nilai terhadap guru yang tidak memiliki karakter. Simon membedakan antara meeka
yang mempunyai kaitan dengan penelitiannya yang menarik dan nyata secara
akademisnya.
Ada tiga kategori utama dalam pendekatan ini yang terpenting yaitu Pertama :
Strategi, dialog, yang mengacu kepada suatu tanggapan. Peran guru juga dilatih
untuk menggunakan proses nilai itu, taggapan ini memiliki 10 kualitas.
·
Mengkritik, memberi nilai,
mengevaluasi.
·
Menaruh tanggung jawab terhadap siswa
untuk mempertimbangkan prilaku dan gagasannya sendiri.
·
Memberikan rangsangan terhadap anak
didik tetapi tidak dengan cara paksa, agar peserta didik tidak salah dalam
mengambil keputusan.
·
Merangsang anak didik ke arah yang
meyakinkan
·
Tidak maengambil keuntungan atau
tujuan lain.
·
Tidak selalu melakukan diskusi yang
tidak berhubungan dengan praktek nilai, harus terarah dan tertentu.
·
Mengklarifikasi tanggapan-tanggapan dari perorangan
·
Mampu bereaksi terhadap segala yang
dilakukan di kelas
·
Tanggapan klarifikasi melihat situasi
jika tidak ada ” jawaban yang benar ”.
·
Mereka bukan mesin perumus.
Kedua : banyaknya aktifitas menulis dan menganut klarifikasi nilai
mengusulkan bahwa adanya hubungan atau kaitan dengan tugas-tugas yang sama
sebagai strategi dialog dan klarifikasi penguraian pendapat, kecuali pendapat
itu ditulis dalam bentuk laporan.
Ketiga : Kegiatan kelompok lebih baik dan langsung difokuskan ke dalam diskusi
kelompok dan proses kelompok membentuk tugas individu yang lebih memfokuskan
kerja terhadap perkembangan nilai tersebut, aktivitas ini meliputi :
·
Gambar tanpa teks/ keterangan
·
Pertanyaan yang mendasar terhadap
pengaruh perkembangan nilai peserta didik
·
Cerita-cerita lucu
·
Pemandangan dari gambar hidup.
Aktivitas ini digunakan dalam berbagai cara kebenaran dalam kelompok besar
maupun kecil. Kategori ini menggunakan saana pendidikan itu sendiri dalam
peniaian peserta didik tersebut.
B.
Bagaimana Sintaks dan Efek Pembelajaran Pada Model Klarifikasi Nilai
Menurut John
Jarolimek, Sintaks pembelajaran model klarifikasi nilai dibagi 7 tahap 3
tingkatan:
1.
Kebebasan
memilih (Memilih secara bebas, memilih dari beberapa alternative, dan memilih
setelah dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai
akibat pilihannya).
2.
Menghargai
(Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, dan
menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan
umum).
3.
Berbuat
(Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, dan mengulangi perilaku),
Dari pernyataan
John dapat disimpulkan bahwa sintaks atau langkah-langkah pembelajaran
model klarifikasi nilai melelui tiga tahap yaitu : kebebasan memilih, maksudnya
memilih suatu apapun dengan pertimbangan yang matang serta memikirkan
akibatnya. Yang kedua yaitu menghargai, maksudnya puas dengan nilai yang
dipilihnya yang menurutnya benar. Yang ketiga berbuat, maksudnya berbuat apapun
sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka masing-masing.
Menurut
Sukisno, efek dari pembelajaran model klarifikasi nilai yaitu: Siswa mampu mengemukakan pendapatnya,
memperkokoh nilai moral peserta didik,
Dari pernyataan Sukisno dapat disimpulkan bahwa siswa mampu membedakan mana perilaku yang
bernilai moral dan tidak bernilai moral
dalam perbuatan yang akan dilakukanya. Siswa
berani mengemukakan pendapatnya, memperkokoh nilai dan moral siswa serta siswa
mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan tidak perilaku yang
tidak bermoral.
C.
Apakah Prinsip Yang Mendasari Model Konsiderasi
Mc. Phail dan C. RogersMenurut
beliau prinsipnya yaitu, ingin mengembangkan kepribadian anak menjadi manusia
yang otentik dan kreatif.
Dari kutipan Phail dan Rogers dapat
dikatakan bahwa prinsip model konsiderasi adalah mengembangkan dirinya sendiri
untuk berbuat sesuatu yang kreatif dan otentik.
Model Konsiderasi,
dikembangkan oleh Mc. Paul yang menekankan bahwa
model ini merupakan strategi pembelajaran yg dapat membentuk kepribadian . Salah satu implementasinya yakni mengajak siswa untuk memandang
permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan agar mereka
dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
Dari pernyataan
Paul dapat diartikan juga bahwa model ini merupakan sebuah teknik mengajar yang
dapat membentuk kepribadian atau sikap yang sesuai dengan nilai yang ada pada
dalam dirinya.
Model konsiderasi dapat digolongkan ke dalam rumpun model “kepedulian
moral”. Kepedulian (caring) melibatkan emosi, apabila kita mempedulikan
sesorang, kita akan merasa perlu memahami dan membantunya. Dengan demikian,
kepedulian ini lebih dari perasaan hangat dan spiritkasih saying, di dalamnya
terlibat suatu kualitas pemikiran dan penilaian seberapa jauh kita peduli dalam
situasi tertentu, akan tergantung pada seberapa mungkin tindakan bantuan
sebagai wujud aksi kepedulian dan pemahaman kita.
Model ini dikembangkan oleh Mc. Phail atas dasar penelitiannya terhadap
800 orang siswa menengah pertama yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang
paling penting adalah bergaul dengan baik dengan orang lain, untuk mencintai dan
dicintai. Asumsi yang mendasarinya antara lain:
·
Pendidikan moral harus memperhatikan
kepribadian secara menyeluruh, khususnya yang berkaitan dengan interaksi kita
dengan orang lain, perilaku atau etika kita.
·
Siswa-siwa menghargai orang dewasa yang
memperagakan model standar pertimbangan (konsiderasi) moral yang tinggi, siswa
lebihh banyak belajar moralitas dari “bagaimana” guru berperilaku dan siapa
guru itu sebagai seorang pribadi, daripada “apa” yang diajarkannya.
·
Moralitas tidak dapat diajarkan melalui
bujukan terhadap siswa secara rasional untuk menganalisis konflik nilai-nilai
dalam membuat keputusan. Kepada siswa harus diajarkan melalui peragaan
(modeling).
D.
Bagaimana Sintaks dan Efek Pembelajaran Pada Model Konsiderasi
Adapun sintaks pembelajaran model konsiderasi adalah :
a)
Menghadapkan
siswa pada suatu masalah yang mengandung konflik, yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Ciptakan situasi ”Seandainya siswa ada dalam masalah
tersebut.”
b)
Menyuruh
siswa untuk menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang
tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan,
kebutuhan, dan kepentingan orang lain.
c)
Menyuruh
siswa untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal
ini dimaksudkan agar siswa dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar
respons orang lain untuk dibandingkan.
d)
Mengajak
siswa untuk menganalisis respons orang lain serta membuat kategori dari
setiap respons yang diberikan siswa.
e)
Mendorong
siswa untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang
diusulkan siswa. Dalam tahapan ini siswa diajak berpikir tentang segala
kemungkinan yang akan timbul sehubungan dengan tindakannya.
f)
Mengajak
siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah
wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
g)
Mendorong
siswa agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.
Dari pendapat
Paul dapat dikatakan juga bahwa sintaks pembelajaran model konsiderasi itu
pertama, menyuruh siswa untuk membayangkan bahwa dia sedang dilanda suatu
masalah. Kedua, menyuruh menganalisis masalah yang sedang dihadapinya. Ketiga,
menyuruh untuk siswa untuk memberi tanggapan terhadap masalah yang sedang
terjadi. keempat, mengajak siswa untuk menganalisis respon orang lain, kelima,
mendorong siswa untuk merumuskan akibat yang akan ditimbulkan. keenam, mengajak
siswa melihat suatu permasalahan dari berbagi sudut pandang. Terakhir, mendorong siswa untuk menentukan
perilaku apa yang seharusnya dilakukaan yang sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
Menurut Dani Ramadhani, 2005 Membentuk
perilaku siswa menjadi lebih matang dan melaksanakan hubungan-hubungan sambil
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, siswa menjadi lebih peduli dengan
kesehatan baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungannya
Dapat dikatakan bahwa efek dari pembelajaran model konsiderasi
adalah membentuk siswa agar lebih berfikir dengan baik dalam memecahkan masalah
yang sedang mereka hadapi, membentuk kepedulian siswa, supaya peduli dengan
dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah membaca
dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip yang
mendasari model klarifikasi nilai itu
untuk membantu siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan
dan perilaku mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka. Sintaks model
klarifikasi nilai adalah kebebasan memilih dalam mempertimbangkan sesuatu,
menghargai, ean berbuat sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Efek
dari pembelajaran ini adalah siswa aktif dalam berpendapat dan sesuai dengan
nilai moral serta siswa sudah tau mana hal yang baik dan buruk.
Bahwa prinsip
yang mendasari model klarifikasi nilai
itu untuk membantu siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai
perasaan dan perilaku mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka. memecahkan
sebuah msalah, dan membentuk kepedulian siswa. sintaks dan efek model
pembelajaran konsiderasi yakni efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah
membantu siswa dalam memecahkan sebuah msalah, dan membentuk kepedulian siswa.
B.
Saran
Dengan adanya model
pemebelajaran klarifikasi nilai danl pembelajaran mode konsiderasi diharapakan peserta didik
mampu menggunakan kemamapuan berfikir secara rasional dalam menentukan
perbuatan yang baik dan buruk dalam pesaan, moral dan tingakah laku mereka
dalam pergaulan dalam masyarakat.
Daftar Pustaka
James P. Shaver dan William Strong, Facing
Value Decisions Rationale-Building For Teachers, (New York : Teachers
College, 1982).
Pangabean,
Yusri, dkk. 2007. Strategi, Model, dan Evaluasi. Bandung: Bina Media
Informasi.
Rahmadani,
Dani. 2005. Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Mata kuliah Dasar Umum(MKDU)
(Studi Kasus Pada Jurusan MKDU-FPIPS-UPI). Disertasi tidak diterbitkan.
Program Pascasarjana UPI.
Raths,
L.E.,Hamin,M & Simon,S.B. 1978. Values and Teaching: Working -with
Values in Classroom. Columbus: Charles E.Merrill Publishingh Company.
Sukisno. 2013. Pengaruh Strategi
Pembelajaran Klarifikasi Nilai dan Locus Of Control Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan dan Kemampuan Berpendapat Mahasiswa.Disertasi tidak diterbitkan. Program Pascasarjana UM.
Zubedi, Pendidikan
Berbasis Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai Problem Sosial,
( Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2005).
http://www.blog-guru.web.id/2012/09/metode-pendekatan-klarifikasi-dalam.html
http://syamsulberau.wordpress.com/2007/11/16/pendekatan-penanaman-nilai-dalam-pendidikan/
www.
Depdiknas.goid/jurnal/26/pendekatan Pendidikan. Teuku _Ramli.
Pendekatan-Pendekatan Pendidikan Nilai Dan Implementasi Dalam Pendidikan Budi
Pekerti.
Lampiran
Tabel
Referensi
Nama : Hidayatul Afidah
Kelompok
: 9
Rumusan masalah
|
Louis
Raths,1977
|
James Shaver
dan Wiliiam Strong,1982
|
kesimpulan
|
||
Kutipan
langsung
|
Kutipan tidak
langsung
|
Kutipan
langsung
|
Kutipan tidak
langsung
|
||
Apakah prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai
|
Menurut Louis Raths 1977, yang diturunkan dari pemikiran John Dewey. Tidak
seperti pendekatan teoritis yang lain, Raths tidak mempermasalahkan isi dari
nilai-nilai yang dimiliki seseorang, tetapi lebih memperhatikan proses
penilaian. Fokusnya adalah bagaimana orang sampai pada keyakinan tertentu
yang dipegangnya dan membentuk pola perilaku
tertentu.
|
Dari pernyataan Louis Raths dapat disimpulkan bahwa
penekanan ada pada seseorang dapat berperilaku baik atau buruk tergantung
keyakinan mereka masing-masing, misalnya agama islam melarang zina, tapi
yahudi tidak melarang hal tersebut, jadi tergantung keyakinan orang tersebut.
|
James
Shaver dan william Strong menyatakan : “The values clarification
approach centers on the valuing process. It si cocerned with technique for
stimulating students to think about and clarify their own values” (pendekatan
klarifikasi nilai memfokuskan pada aspek penilaian didukung dengan berbagai
teknik untuk menstimulasi siswa dan berfikir tentang nilai dan menemukan
nilai-nilai yang ada dalam diri mereka).
|
Dari pernyataan James Shaver dan
william Strong dapat disimpulkan bahwa klarifikasi nilai prinsipnya
yaitu untuk membantu siswa menggunakan kemampuan berfikir rasional dan
emosional dalam menilai perasan,nilai dan tingkah laku mereka sendiri.
|
Kesimpulannya yaitu bahwa prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai itu untuk membantu
siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan dan perilaku
mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka.
|
Tabel
Referensi
Nama
: Hidayatul Afidah, Hidayatut Durriyah, Ika
Rahmawati.
Kelompok
: 9
Rumusan
masalah
|
John
jarolimek ,1974
|
Sukisno, 2013
|
Kesimpulan
|
||
Kutipan
langsung
|
Kutipan tidak
langsung
|
Kutipan
langsung
|
Kutipan tidak
langsung
|
||
Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model klarifikasi
nilai
|
Menurut John Jarolimek, Sintaks pembelajaran model
klarifikasi nilai dibagi 7 tahap 3 tingkatan: 1. Kebebasan memilih (Memilih
secara bebas, memilih dari beberapa alternative, dan memilih setelah
dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat
pilihannya).
2. Menghargai (Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai
yang menjadi pilihannya, dan menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian
integral dalam dirinya di depan umum).
3. Berbuat (Kemauan dan
kemampuan untuk mencoba melaksanakannya, dan mengulangi perilaku),
|
Dari pernyataan John dapat disimpulkan bahwa sintaks atau
langkah-langkah pembelajaran model klarifikasi nilai melelui tiga tahap yaitu
: kebebasan memilih, maksudnya memilih suatu apapun dengan pertimbangan yang
matang serta memikirkan akibatnya. Yang kedua yaitu menghargai, maksudnya
puas dengan nilai yang dipilihnya yang menurutnya benar. Yang ketiga berbuat,
maksudnya berbuat apapun sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka
masing-masing.
|
Siswa mampu mengemukakan pendapatnya,
Memperkokoh nilai dan moral peserta didik,
Siswa mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan tidak
bernilai moral dalam perbuatan yang
akan dilakukanya,
|
Siswa berani mengemukakan pendapatnya, memperkokoh nilai dan moral
siswa serta siswa mampu membedakan mana perilaku yang bernilai moral dan
tidak.
|
Kesimpulannya adalah sintaks model klarifikasi nilai adalah kebebasan memilih
dalam mempertimbangkan sesuatu, menghargai, ean berbuat sesuatu sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Efek dari pembelajaran ini adalah siswa aktif
dalam berpendapat dan sesuai dengan nilai moral serta siswa sudah tau mana
hal yang baik dan buruk.
|
Tabel
Refensi
Nama
: Hidayataut Durriyah
Kelompok
:9
Rumusan
masalah
|
Mc.
Phail dan C. Rogers
|
Mc.
Paul
|
Kesimpulan
|
||
Kutipan
langsung
|
Kutipan
tidak langsung
|
Kutipan
langsung
|
Kutipan
tidak langsung
|
||
Apakah
prinsip yang mendasari model konsiderasi
|
Dari kutipan
Phail dan Rogers dapat dikatakan bahwa prinsip model konsiderasi adalah
mengembangkan dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu yang kreatif dan otentik.
|
Model Konsiderasi,
dikembangkan oleh Mc. Paul yang menekankan bahwa model ini merupakan strategi pembelajaran yang
dapat membentuk kepribadian . Salah satu implementasinya yakni mengajak siswa untuk
memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan
agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
|
Dari pernyataan
Paul dapat diartikan juga bahwa model ini merupakan sebuah teknik mengajar
yang dapat membentuk kepribadian atau sikap yang sesuai dengan nilai yang ada
pada dalam dirinya.
|
Kesimpulannya
adalah bahwa prinsip yang mendasari model klarifikasi nilai itu untuk membantu
siswa menggunakan cara berfikir mereka dalam menilai perasaan dan perilaku
mereka sendiri berdasarkan keyakinan mereka.
|
Tabel
Referensi
Nama
: Ika Rahmawati
Kelompok
:9
Rumusan
masalah
|
Mc.Paul
|
Dani Ramadhani, 2005
|
Kesimpulan
|
||
Kutipan
langsung
|
Kutipan
tidak langsung
|
Kutipan
langsung
|
Kutipan
tidak langsung
|
||
Bagaimana
sintaks dan efek pembelajaran pada model konsiderasi
|
Adapun sintaks pembelajaran model konsiderasi adalah :
1) Menghadapkan siswa
pada suatu masalah yang mengandung konflik, yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Ciptakan situasi ”Seandainya siswa ada dalam masalah
tersebut.”
2) Menyuruh siswa
untuk menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang tampak,
tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan,
kebutuhan, dan kepentingan orang lain.
3) Menyuruh siswa
untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar
respons orang lain untuk dibandingkan.
4) Mengajak siswa
untuk menganalisis respons orang lain serta membuat kategori dari
setiap respons yang diberikan siswa.
6) Mendorong siswa
untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang diusulkan
siswa. Dalam tahapan ini siswa diajak berpikir tentang segala kemungkinan
yang akan timbul sehubungan dengan tindakannya.
7) Mengajak siswa
untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah
wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
8) Mendorong siswa
agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.
|
Dari pendapat
Paul dapat dikatakan juga bahwa sintaks pembelajaran model konsiderasi itu
pertama, menyuruh siswa untuk membayangkan bahwa dia sedang dilanda suatu
masalah. Kedua, menyuruh menganalisis masalah yang sedang dihadapinya.
Ketiga, menyuruh untuk siswa untuk memberi tanggapan terhadap masalah yang
sedang terjadi. keempat, mengajak siswa untuk menganalisis respon orang lain,
, kelima, mendorong siswa untuk merumuskan akibat yang akan ditimbulkan.
keenam, mengajak siswa melihat suatu permasalahan dari berbagi sudut pandang.
Terakhir, mendorong siswa untuk menentukan
perilaku apa yang seharusnya dilakukaan yang sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
|
Membentuk
perilaku siswa menjadi lebih matang dan melaksanakan hubungan-hubungan sambil
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, siswa menjadi lebih peduli dengan
kesehatan baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungannya,
|
Dapat
dikatakan bahwa efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah membentuk
siswa agar lebih berfikir dengan baik dalam memecahkan masalah yang sedang
mereka hadapi, membentuk kepedulian siswa, supaya peduli dengan dirinya
sendiri dan lingkungan sekitarnya.
|
Kesimpulannya
adalah sintaks yang dilakukan itu menghadapkan siswa pada berbagai masalah
dan menyurunya untuk menganalisis masalah tersebut, lalu mengambil tindakan
untuk menyelesaikan masalah trsebut dengan perilaku yang sudah difikirkan dan
sikap yang bernilai moral. Efek dari pembelajaran model konsiderasi adalah membantu siswa dalam
memecahkan sebuah msalah, dan membentuk kepedulian siswa.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar